Menjaga Kesehatan Selama di Tanah Suci
Ibadah haji dilaksanakan dalam jangka waktu yang cukup lama, disaat tertentu dan di tempat yang mempunyai situasi/kondisi yang jauh berbeda dengan Indonesia diperlukan persiapan yang baik.
Kondisi alam dan iklim Arab Saudi mempunyai perubahan suhu dan kelembaban yang sangat berbeda dengan Indonesia. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan dimana salah satu yang sangat terpengaruh adalah kulit. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa hal mengenai perawatan kulit agar sekembali dari tanah suci kondisi kulit tetap cantik dan sehat.
A. Kondisi Alam Arab Saudi
Musim di Arab Saudi:
- November – Februari Musim dingin 4°C – 28°C
- Maret – Mei Musim sedang 28°C – 32°C
- Juni – Agustus Musim Panas 32°C – 50°C
- September – Oktober Musim sedang 28°C – 32°C
Pada musim dingin suhu bisa turun sampai 4°C pada malam hari, udara kering (kelembaban 30%), pada siang hari matahari bersinar terang, angin kencang berdebu. Pada Musim panas pada siang hari suhu bisa mencapai 50°C sinar matahari sangat menyengat dan menyilaukan mata. Dengan kondisi alam seperti ini, beberapa kelainan kulit yang sering terjadi biasanya adalah:
- Kulit terbakar
- Kulit pecah-pecah
- Kulit kering
- Hiperpigmentasi
- Kulit gatal
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya hal-hal tersebut diatas, maka perlu diperhatikan:
1. Pakaian dan perlengkapan
Kondisi udara yang dingin dan kering dengan sinar matahari yang terik pada siang hari, maka dianjurkan:
- Tutup sebanyak mungkin permukaan kulit atau badan. Busana muslim berwarna putih memang paling cocok untuk kondisi ini karena warna putih bisa menyerap panas. Gunanya agar penguapan dikurangi seminimal mungkin, permukaan kulit tidak terbakar sinar matahari, dan memberi kehangatan pada malam hari.
- Gunakan kaos kaki. Kaos kaki akan sangat bermanfaat mencegah terjadinya pecah-pecah pada tumit yang akan dapat mengganggu aktifitas kita. Menggunakan sandal dengan bahan alas yang lembut juga akan lebih membantu karena telapak kaki tidak menekan dasar yang keras.
- Gunakan sesuatu yang dapat menutupi kepala seperti topi haji, payung, sajadah atau apa saja pada saat siang hari. Dimana fungsinya selain mengurangi kemungkinan sun stroke juga melindungi kulit wajah tidak terpapar sinar matahari yang akan menyebabkan kulit menjadi gosong.
- Gunakan masker. Selain sebagai penahan debu dan melembabkan udara, juga melindungi kulit wajah dari kekeringan dan sinar matahari.
- Pakai kaca mata hitam pada siang hari. Gunakan yang benar-benar dapat menghambat sinar matahari/sinar ultra violet. Selain dapat menjaga agar mata tidak terganggu, juga menjaga kulit dahi tidak mengkerut.
2. Makanan dan minuman
- Makanlah makanan yang bergizi dan hangat (susu, madu, buah-buahan, sayur-sayuran)
- Minumlah vitamin untuk menjaga staMina. Terutama vitamin C, E dan antioksida seperti beta karoten yang mencegah warna dan struktur kulit tetap baik. Apabila biasa mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran dalam jumlah yang cukup maka cukuplah asupan vitamin tersebut dari makanan.
- Minum 5-6 liter perhari atau 1gelas tiap jam, lebih baik bila berupa jus. Selain untuk menjaga kesehatan badan secara umum juga menjaga kelembaban kulit.
B. PERAWATAN KESEHATAN KULIT KETIKA HAJI - UMROH
Prinsip penjagaan kesehatan kulit selama melaksanakan ibadah haji sama dengan perawatan pada umumnya, hanya saja karena kondisi alamnya lebih kering maka perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Pelembaban
Pelembab diperlukan agar air yang ada didalam kulit tidak menguap. Diperhatikan terutama di Madinah, dimana kelembaban udara sangat rendah sehingga bila kulit tidak dilembabkan akan timbul kulit kering, bersisik, gatal, dan kadang-kadang sampai pecah-pecah dan berdarah. Carilah pelembab / body lotion yang mengandung AHA, UREA, LANOLIN/EUCERIN.
Gunakan pelembab setiap saat atau saat kulit terkena air sehabis mandi, wudhu, buang air besar/kecil. Paling baik sediakan pelembab/body lotion di kamar mandi sehingga bisa langsung dioleskan. Jangan menunggu kulit terasa kering atau mulai gatal.
Oleskan pada seluruh tubuh (wajah, lengan, badan, kaki), tidak hanya pada bagian yang terbuka saja. Beri perhatian ekstra pada bagian tumit. Pelembab atau krim kaki dioleskan sambil dipijat-pijat agar pelembab meresap ke dalam kulit. Pelembab yang kurang akan berakibat kering, keriput, dan bila dibiarkan terus akan menjadi sumber gatal-gatal kulit.
2. Proteksi (Tabir Surya/Sunscreen/Sunblock)
Matahari di Arab Saudi sebenarnya sama dengan matahari Indonesia, tetapi karena di sana terdapat banyak hamparan pasir, batu dan rumah/gedung berwarna putih maka pantulan sinar matahari sangat banyak.
Tabir surya diperlukan agar kulit tidak terbakar atau timbul hiperpigmentasi. Biasanya para wanita mengeluh kulitnya tambah gelap atau vlek-vleknya bertambah setelah pulang haji. Sinar matahari memang merangsang pembentukan pigmen kulit. Pigmen sebenarnya berguna untuk melindungi kulit dari efek jelek sinar matahari.
Sinar matahari yang perlu diwaspadai adalah antara jam 09.00-15.00, sehingga pada jam-jam tersebut sebisa mungkin tidak berada dibawah terik matahari. Tetapi apabila kita memang harus keluar dan terpapar sinar matahari sebaiknya kulit yang terbuka diolesi tabir surya dengan kekuatan SPF 15 (sun protecting factor) atau lebih.
Yang dimaksud dengan SPF adalah beberapa kali lebih lama suatu bahan dapat menghambat kemerahan pada kulit saat terpancar sinar matahari. Jadi, kalau suatu krim mempunyai SPF 15 maka krim tersebut dapat menghambat sampai 15 kali lebih lama terjadinya kemerahan pada kulit. Karena tabir surya hanya bertahan 5 jam, maka apabila kita berada di luar pondokan lebih dari 5 jam dianjurkan tabir surya dioles ulang. Demikian pula bila kita membasuh muka/wudhu, tabir surya harus dioles ulang.
3. Pembersihan (Mandi+Sabun)
Karena udara di Arab Saudi sangat kering, maka kita jarang berkeringat. Jadi walaupun terasa panas karena jarang berkeringat tidak perlu terlalu sering mandi. Mandi cukup 1-2 kali sehari. Mandi berlebihan dan dengan menggunakan sabun justru akan mengeringkan kulit.
Gunakan sabun yang tidak alkalis, carilah yang mempunyai pH sesuai pH kulit dan lebih baik lagi bila mengandung pelembab (biasanya sabunnya tidak banyak busa). Di Indonesia sering dianjurkan membawa sabun ijo yang tidak wangi pada saat menggunakan pakaian ihram di Arafah maupun di Mina. Namun Kami tidak menganjurkan menggunakan sabun tersebut.
Mandilah dengan sabun sesaat sebelum menggunakan pakaian ihram dan pada saat masih menggunakan pakaian ihram dan ingin mandi, tidak usah menggunakan sabun, cukup dibilas saja.
Pelembab dan sunblok bisa dibawa dari Indonesia, tetapi di Arab Saudi bisa didapatkan pelembab dan sunblok import dengan harga jauh lebih murah bila dibandingkan membeli di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar